Google

2008年2月6日水曜日

Asal cukup makan

"Selesai kuliah mau ngapain Mas?","Kerja dong","Kerja apaan Mas?","Pokoknya kerjaan yang gajinya bisa cukup buat kasi makan anak istri" .

Sekelumit dialog singkat yang sudah tak asing lagi terdengar dilingkungan masyarakat kita.Walau kadang ada yang hanya bercanda,tapi tak sedikit yang berpikir seperti itu.Asal cukup makan.

Banyak yang bilang kalau manusia memiliki keinginan yang tak ada habis-habisnya.Ingin ini,ingin itu,tak puas pada model ini,ingin mencoba model terbaru dan lain sebagainya.Tapi mengapa pada hal di atas,`asal cukup makan` merupakan ungkapan biasa?bukankah `asal cukup makan` merupakan ungkapan terbatatasnya keinginan manusia?Apakah ini hanya berlaku di Indonesia?

Coba intip dan bandingkan dengan negara tetangga. Vietnam contohnya,yang notebenenya dulu tertinggal jauh dari Indonesia.Sekarang mulai memperbaharui perekonomiannya,mulai bangkit membangun negaranya,tentunya tak hanya asal cukup makan yang menjadi motto mereka.Mereka ingin lebih,lebih dari kecukupan makan.

Sampai kapan masyarakat kita,loyal dengan ungkapan asal cukup makan ini?Kapan lagi kita akan membangun negeri?Apakah mau cuma jadi negara cukup makan?

Tak hanya cukup makan.Motto baru yang harus mulai melekat di kepala setiap masyarakat Indonesia. Dengan motto ini tentunya di tumpuk harapan-harapan baru pencerahan masa depan.Tak hanya cukup makan,diharapkan menjadi motivator penggerak sel-sel otak masyarakat Indonesia menuju pembaharuan.Melakukan gebrakan-gebrakan teknologi baru,memperbaharui perekonomian dengan menerobos pasar-pasar dunia.Tentunya ini bukan khayalan.

Apakah anda mau `asal cukup makan` membuat anda terus ketinggalan?

0 件のコメント: