Google

2008年3月19日水曜日

-->gak pengen bodoh<--

Siapa sih yg pengen jadi bodoh atau dibilang bodoh..aku pribadi pastinya gak pengen dibilang stupid..tapi yah sebodoh2nya orang pasti masih ada yang lebih bodoh lagi..dengan keyakinan seperti itu kita2 gak bakalan bisa maju..orang bodoh gak punya ide..orang bodoh gak punya kemauan..orang bodoh cuman bisa nunggu perintah,jalanin perintahmtanpa bisa mengambil manfaat dari apa yg sudah,sedang,dan yang akan dilakukan..

Punya perusahan padahal masih kuliah,jadi bos padahal masih kuliah..mungkin sesuatu yang asing ditelinga dan hanya sekedar ide gila orang yg gak punya kerjaan..ternyata nggak juga tuh..siapa bilang ide gila,siapa bilang gak ada kerjaan..

2008年3月18日火曜日

2008年2月6日水曜日

Asal cukup makan

"Selesai kuliah mau ngapain Mas?","Kerja dong","Kerja apaan Mas?","Pokoknya kerjaan yang gajinya bisa cukup buat kasi makan anak istri" .

Sekelumit dialog singkat yang sudah tak asing lagi terdengar dilingkungan masyarakat kita.Walau kadang ada yang hanya bercanda,tapi tak sedikit yang berpikir seperti itu.Asal cukup makan.

Banyak yang bilang kalau manusia memiliki keinginan yang tak ada habis-habisnya.Ingin ini,ingin itu,tak puas pada model ini,ingin mencoba model terbaru dan lain sebagainya.Tapi mengapa pada hal di atas,`asal cukup makan` merupakan ungkapan biasa?bukankah `asal cukup makan` merupakan ungkapan terbatatasnya keinginan manusia?Apakah ini hanya berlaku di Indonesia?

Coba intip dan bandingkan dengan negara tetangga. Vietnam contohnya,yang notebenenya dulu tertinggal jauh dari Indonesia.Sekarang mulai memperbaharui perekonomiannya,mulai bangkit membangun negaranya,tentunya tak hanya asal cukup makan yang menjadi motto mereka.Mereka ingin lebih,lebih dari kecukupan makan.

Sampai kapan masyarakat kita,loyal dengan ungkapan asal cukup makan ini?Kapan lagi kita akan membangun negeri?Apakah mau cuma jadi negara cukup makan?

Tak hanya cukup makan.Motto baru yang harus mulai melekat di kepala setiap masyarakat Indonesia. Dengan motto ini tentunya di tumpuk harapan-harapan baru pencerahan masa depan.Tak hanya cukup makan,diharapkan menjadi motivator penggerak sel-sel otak masyarakat Indonesia menuju pembaharuan.Melakukan gebrakan-gebrakan teknologi baru,memperbaharui perekonomian dengan menerobos pasar-pasar dunia.Tentunya ini bukan khayalan.

Apakah anda mau `asal cukup makan` membuat anda terus ketinggalan?

Malu bertanya sesat di jalan

Malu bertanya sesat di jalan.Sebuah ungkapan yang sudah tak asing lagi di telinga.Ungkapan yang kalau di uraikan secara terperinci memiliki arti yang dalam.

Mungkin sebagian kita sering menggunakan ungkapan ini dalam konteks realnya,ketika tersesat di jalan.Atau berada di suatu tempat yang asing.Tapi bila kita lihat dan cerna lebih dalam tak hanya saat itu saja ungkapan ini pas digunakan.

Anak kecil yang dihadapkan pada mainan baru pasti akan bertanya,ini apa,untuk apa dan sebagainya.Ketika kita akan mengerjakan sesuatu tapi kita tidak mengerti bagaimana aturan kerjanya,sudah tentu kita akan bertanya.Ketika kita ingin lebih mengerti sesuatu,kita juga akan bertanya.

Bertanya dan terus bertanya.Tentunya tanpa bertanya kita tak akan bisa melaksanakan sesuatu dengan benar,tanpa bertanya tak tertutup kemungkinan kita gagal.Tanpa disadari `Malu bertanya sesat di jalan` merupakan ungkapan alami rasa ingin tau manusia,merupakan ungkapan wajar seorang yang memiliki akal sebagai langkah pertama mencegah kegagagalan.

Tapi tak sedikit karena ke ego-an atau merasa diri paling hebat,manusia takut untuk mendekati tahap `bertanya`ini.Walhasil bertindak asal-asalan,tak sesuai aturan,dan yang lebih mengherankan lagi tidak memiliki keinginan untuk bertanya,atau mengevaluasi kegagalannya itu pada sumber yang lebih berpengalaman.Sungguh ke ego-an dan harga diri selalu membutakan manusia. Sejauh mana harga diri anda akan menuntun anda pada kegagalan?Anda sendiri yang memutuskan.

Jangan pernah malu untuk bertanya.Bertanya bukan berarti bodoh,bertanya adalah salah satu bukti dan langkah menuju kepintaran.Pintar mengolah jawaban,pintar mengolah informasi, dan pintar memanfaatkan situasi.

Practice make Perfect

Apakah hari ini anda sudah menghitung berapa jam waktu yang anda rasakan benar2 bermanfaat bagi anda atau juga bagi orang di sekitar anda?

Mungkin kita kadang sempat terpikir,apa saja yang sudah kita kerjakan hari ini.Tapi tak sedikit orang yang malas atau malahan sulit untuk mengkalkulasikan lebih terperinci apa hasil pekerjaannya hari ini.

Memang sesuatu yang kita kerjakan tak selalu saat itu juga memperlihatkan hasilnya.Tak jarang hasil tersebut akan terasa beberapa hari berikutnya bahkan dalam rentang waktu yang kadang kita sendiri lupa apakah kita pernah mengerjakannya sehingga mendapatkan hasilnya sekarang.

Terkadang tak sedikit karena alasan ini orang banyak terjerumus ke hal-hal negatif.Orang yang ingin mendapatkan hasil kerjanya dalam waktu singkat cenderung gegabah,tanpa pikir panjang,dan mudah menyerah jika ia tak mendapatkan hasil secepatnya.Disinilah di tuntut kesabaran.

Memang tak selamanya berpikir lama sehingga memperlambat aksi itu bisa di bilang baik,tentunya keputusan kembali lagi pada situasi dan kondisi yang dihadapi,perlu cepat atau tidak.

Disinilah letak otak adan akal manusia yang dituntut untuk sesering mungkin dilatih menyesuaikan pada situasi dan kondisi.Dan tentunya itu tidak mudah,Practice make Perfect.Seperti kata pepatah,Practice.Ya otak kita perlu di latih menghadapi tantangan,dan sudah pasti kita tak akan selalu mendapatkan kesuksesan,kegagalan selalu mengintai disetiap keputusan.Kembali disini kita dituntut untuk bersabar.Be patient.Dan berlatih untuk mencerna kegagalan.

Sungguh bila diuraikan,tanpa disadari manusia setiap hari dituntut untuk belajar.Peka lah anda terhadap apa yang anda pelajari hari ini,InsyaAllah hari-hari anda akan penuh arti dan penuh tantangan baru yang menunggu setiap aksi.

Mau maju jangan cuma basa-basi.

2007年12月3日月曜日

Is breastfeeding really good for baby?

Most new parents want to give their babies the very best start in life. They give careful thought to everything from nursery decorations to choice of family physician. Yet when it comes to their babies' nutrition, relatively few women in the U.S. heed the advice of the American Academy of Pediatrics to breastfeed babies "for at least twelve months, and thereafter for as long as is mutually desired."


"With so much concern for what they put into their own bodies, it may be surprising to learn that almost one-third of all new mothers still don't breastfeed," says John Messmer, a physician with Penn State's Family and Community Medicine center in Hershey, Pennsylvania. "After five months, two-thirds of nursing mothers have stopped breastfeeding altogether."
While there's nothing wrong with formula, says Messmer, even the companies that make it concede that breastfeeding is best. Why?


"Breast milk is designed specifically to feed human babies," he explains. "Breastfed babies digest their mother's milk more easily than formula and absorb more nutrients from it." In contrast to formula, babies are never allergic to their mother's milk.
Unlike formula, the composition of breast milk adapts to the growing baby's changing nutritional needs. Mother's milk contains over one hundred ingredients not found in formula, including crucial types of fatty acids such as RHA and DHA, thought to be responsible for healthy brain and eye functioning.


Judy Hopkinson, assistant professor at the Children's Nutrition Research Center at the Baylor College of Medicine, has observed, "Breast milk is really primarily an immune booster. We think of it as nutrition, but it is really integral to the immune system." Approximately eighty percent of the cells in breast milk are macrophages, cells that kill viruses, fungi and bacteria. Breastfed babies "receive maternal antibodies in the milk that reduce the risk of ear infections and diarrhea, as well as urinary and intestinal infections," comments Messmer.


Most crucially, the mother's body responds to whatever disease is present in the environment by making antibodies that are then passed in the milk to her baby, giving breastfed babies an immune-protective advantage over bottle-fed babies.
What's more, adds Messmer, "breastfed babies are less likely to be overweight or anemic and recent studies suggest that they may have an edge in brain development." Current research from the Centers for Disease Control links breastfeeding with lower rates of Sudden Infant Death Syndrome. And while more research is needed to reach definitive conclusions, initial studies have found that babies who are not breastfed have higher rates of serious health conditions such as diabetes, lymphoma, and bacterial meningitis.


With all these reasons for breastfeeding, asks Messmer, "Why are so many women using formula?" Some say formula is more convenient, "but is it?" he asks. "Formula involves mixing and heating it to the proper temperature and storing any unused portion in the refrigerator, not to mention carrying bottles everywhere and disposing of the cans properly."
In contrast to formula, breast milk is sterile and, straight from the breast, has no chance of becoming contaminated. Says Messmer, "Using formula sounds less convenient when you consider that mother's milk is always there and at the right temperature." In addition, Messmer adds, breastfeeding may have psychological benefits since it "promotes the close physical contact important for developing babies."


Despite the clear evidence of breastfeeding's benefits, the number of nursing moms has been dropping since its peak in the mid 1980s. "In general, there's less support for extended breastfeeding in mainstream American culture than in some other societies," says Kay Hoover of the Penn State Breastfeeding Clinic. Women from countries with strong community support for breastfeeding (Norway, Sweden, Denmark, Poland and Romania top the list) come closer to achieving the World Health Organization's recommendation to breastfeed babies for a minimum of two years.


"When women feel unsupported in their decision to breastfeed, it can undermine their ability to nurse successfully," notes Hoover. "But seeking advice from a lactation consultant and organizations such as La Leche League can improve a new mom's chances of having a positive breastfeeding experience—and that's what is in the best interest of babies."
Messmer agrees. "Ideally, all babies would be exclusively breastfed until six months of age." The undeniable benefits, he says, "make it worthwhile to continue to age twelve months and beyond."
—Melissa Beattie-Moss


John Messmer, M.D., is associate professor of family and community medicine at Penn State College of Medicine and a staff physician at Penn State Milton S. Hershey Medical Center. He can be reached at jjm23@psu.edu. Kay Hoover is director of the Penn State Breastfeeding Clinic and can be reached at klh31@psu.edu.

taken from:http://www.rps.psu.edu/probing/breastfeeding.html

2007年11月28日水曜日

Vitamin A for pregnant woman

Why do I need vitamin A during pregnancy?
Vitamin A, a fat-soluble vitamin stored in the liver, is important for your baby's embryonic development; cell growth; eye, heart, limb, and ear development; healthy skin and mucous membranes; infection resistance; bone growth; and fat metabolism. Vitamin A is particularly essential for pregnant women because it helps with postpartum tissue repair, as well as maintaining normal vision and helping fight off infections.

How much vitamin A do I need?
According to the government, you need to get about 770 micrograms RAE of vitamin A each day during pregnancy. (This is approximately equal to 2,565 IU.) While you're nursing, your needs increase to 1,300 mcg RAE (4,330 IU) per day.Note that the government recently changed the units they use to measure vitamin A from "retinol equivalents" (REs) to a more accurate measurement called "retinol activity equivalents" (which is expressed as mcg RAE). They also continue to express amounts of vitamin A in international units (IU), since those are the units used on vitamin labels. So we'll use both.Actually, it's easy to get plenty of vitamin A from the average American diet, since it's widely available in meat, dairy, fish, eggs, and fortified cereals in the form of "preformed vitamin A" as well as in most fruits and vegetables in the form of beta-carotene (a nutrient that gets converted to vitamin A by your body as needed).The trick during pregnancy is not to get too much of the preformed vitamin A, which in high doses can cause birth defects and liver toxicity. The government considers 3,000 mcg RAE (10,000 IU) the maximum amount of preformed vitamin A that you should get from supplements, animal sources, and fortified foods each day. (NOTE: You can still get as much beta-carotene as you want from fruits and vegetables.)This is one important reason why you shouldn't double up on your prenatal vitamins or take any supplements that your practitioner doesn't recommend. Most prenatal vitamins contain at least part of their vitamin A in the form of beta-carotene, but some over-the-counter brands and other kinds of multi-vitamins contain excessive amounts of preformed vitamin A, so check the labels or show them to your practitioner before taking them.One more thing: The risk of birth defects from getting too much vitamin A is also the reason that pregnant women and those trying to conceive should stay away from the prescription acne drug isotretinoin (also known by the brand name Accutane, among others) and other drugs related to retinol (a compound of vitamin A), including topical tretinoin (Retin-A), a cream that's used for skin conditions.

taken from:http://www.babycenter.com/0_vitamin-a-why-you-shouldnt-get-too-much_675.bc